Bidadari Ku Yang Terluka
Bagian 6
Bella terkejut melihat ada cahaya di depan Vina dengan
bulu-bulu aneh di cahaya tersebut yang kini di iringi dengan pusaran angin yang
semakin membesar."aa... Apa? Apa... Itu?" ucap Bella yang semakin
bingung dengan kejadian itu. "Aaaarrrggh!" Vina mengerang kesakitan,
dadanya terasa semakin sesak hingga menusuk ke punggungnya. Vina menunduk
memegangi dadanya, cahaya dan pusaran angin itu semakin mendekatinya.
Bella segera mengambil pisau kecil di
sakunya. Ia ingin sekali menikam Vina, ia yakin ini adalah kesempatan yang
tepat. "aaarrggghh!!! Sakiiittttt!!!!" pekik Vina semakin merasakan
sakit yang kini mulai memanas di punggungnya. Bella mulai melangkah pelan
dan menganggat tangannya tinggi dengan pisau digenggamnya.
BLAM!
Seperti ledakan saat Bella akan mengayunkan tangannya untuk
menusuk punggung Vina, tapi ia terhempas ke tanah jauh terjauh dari Vina. Vina
kini terduduk seraya menunduk, Bella semakin kaget saat melihat Vina yang kini
memiliki sayap di punggungnya.

Bella sungguh gelagapan dan takut pada Vina. Ia melangkah mundur
dan bergelidik ngeri saat melihat Vina yang kini juga heran dengan keadaannya.
Vina kini berdiri dan berbalik melihat Bella yang kini terkejut "Lo... Apa... Lo itu apa??!!!" tanya Bella dengan teriakannya. Vina melangkahkan kakinya, mendekat ke arah Bella. Bella semakin berteriak histeris
Vina kini berdiri dan berbalik melihat Bella yang kini terkejut "Lo... Apa... Lo itu apa??!!!" tanya Bella dengan teriakannya. Vina melangkahkan kakinya, mendekat ke arah Bella. Bella semakin berteriak histeris
"JANGAN DEKETIN GUE!!! DASAR MAKHLUK
TERKUTUK!!!" Vina terkejut dengan reaksi Bella. Ia melihat ke belakang,
sontak ia membulatkan matanya sayap putih kini menghiasi punggungnya. Matanya
kini berbinar dan senyumnya kini mengembang. Baru saja ia akan mencoba sayapnya
dan...
Sreek!
Bella melempar pisaunya ke arah Vina, untungnya Vina dapat
mengelak. "LO ITU APA HA? SILUMAN???!! PANTES AJA NYOKAP BOKAP LO MATI!
ORANG TUA LO MATI!!! TERNYATA LO ITU SETAN!!" Bella mendekat ke arah Vina
dan mendorongnya hingga terjatuh. Vina menggepalkan tangannya, ia sangat marah
ketika Bella mengungkit tentang orang tuanya, ia juga ingin rasanya untuk
membalas semua perlakuan Bella kepadanya.
Bella melangkah mundur, Vina
kini sungguh terlihat begitu menyeramkan. Perlahan pakaian dan sayap Vina
berubah menjadi warna hitam, Bella semakin ketakutan tubuhnya kini juga
bergetar. "m...mau...mau apa lo..?" tanya Bella dengan suara bergetar.
Vina berdiri dan kini mendongakkan kepalanya.

Ctar!
Suara petir mengema dengan keras. Bella terduduk dan menutup
telinganya, mata Vina kini berubah menjadi biru yang sedang menatap Bella
dengan tajam. "ja... Jangan... Jangan mendekat..." Vina tak
bisa menahan emosinya lagi.
BLAR!
untuk kedua kalinya suara petir kembali menggema.
"aaaa!!!" Bella terpekik mendengar suara petir tersebut. Kini Vina
angkat bicara seraya berjalan mendekati Bella "Bella... Jika kau
menganggap ku sebagai iblis, aku dapat menerimanya... Tetapi tidak jika kau
menuduhku yang tidak-tidak tentang orang tua ku!!" ucapan Vina sangat
keras pada bagian akhir membuat tubuh Bella kini merinding.
Vina mengepakkan sayap
hitamnya, ia terawang seraya menatap Bella dengan tajam.
Wuushhh!!!
Vina membuat angin, semakin lama angin itu semakin kencang. Bella
membulatkan matanya, ia berlari kenuju keluar hutan. Vina semakin menjadi ia
terbang makin tinggi dan membuat angin semakin kencang.
Wuuuussshhhh!!!
Angin puting beliung kini mengejar Bella, tak jarang angin
tersebut membuat benda-benda dan pohon-pohon di sekitarnya terangkat.
"Tidaakkk!!! Vinaa!! Jangan lakukan inii!!" kini Bella menjerit seraya berlari dari Vina dan kekuatan mematikannya.
"Tidaakkk!!! Vinaa!! Jangan lakukan inii!!" kini Bella menjerit seraya berlari dari Vina dan kekuatan mematikannya.
Wuuusshhhhh!
Kini Bella terangkat dan berputar-putar di udara. Angin
tersebut semakin menggila, dengan berputar semakin cepat setelah melahap Bella yang
kini berada di dalamnya. Vina memegang kepalanya yang terasa mulai pusing.
Blam! Angin puting beliung itu
tiba-tiba saja terhenti.
Bruk!
"Apa yang terkadi?" Vina telah
sadar dan melihat di sekeliling, ia melihat bongkahan kayu dan pohon-pohon yang
berserakan. "Astaga, apa ini?" Vina mulai mengingat apa yang terjadi,
dan ia segera berlari mencari Bella. Ia melihat bongkahan-bongkahan kayu
berserakan dan melihat seorang gadis yang terduduk memberontak agar dapat
terbebas dari kayu yang cukup besar itu.
Vina melangkahkan kakinya dan tangannya
telulur untuk membantu Bella. Namun Bella dengan cepat menarik rambut Vina yang
tergerai dengan kuat. "Arrgghh!" ringis Vina menahan sakit "Lo
liat kan! Ini semua akibat perbuatan lo!! Lo itu benar-benar setan!" Bella
meneriaki dan makin memperkuat tarikan rambut Vina, tangan Vina memberontak
berusaha melepaskan tarikan Bella. Vina tak sanggup menahan sakit, kini sayap
Vina mulai mengepak dan memukuli pohon disisi kanan Bella.
"Sakiiiittt!!!" Semakin lama tarikan Bella semakin kuat, Sayap Vina
semakin menjadi mengepak dan memukuli pohon itu.
Krek!
Suara retakan terdengar,sontak Bella
melepaskan tarikan dari rambut Vina. Vina jatuh terduduk dengan jarak agak jauh
dari Bella mesarakan nyeri di bagian kepalanya. "Aaaaa!!!" teriak
bella melihat pohon yang mulai jatuh.
Bruk!
Pohon tersebut menghantam tubuh Bella,
tanpa sadar ia menghembuskan nafas terakhirnya. Vina yang melihat kejadian itu
membulatkan matanya, ia merasa takut dan segera berlari sesekali terisak. Ia
mulai mengepakkan sayapnya dan terbang entah kemana.
Vina benar-benar tak tahu harus melakukan
apa, untuk saat ini ia benar-benar takut dan marah pada dirinya sendiri.
"ucapan mu memang benar Bella, aku bukanlah seorang bidadari. Tapi aku adalah setan yang membunuh mu. Hidup memang tidak pernah adil pada ku! Aku benci Manusia! Aku tak ingin menjadi manusia!"
"ucapan mu memang benar Bella, aku bukanlah seorang bidadari. Tapi aku adalah setan yang membunuh mu. Hidup memang tidak pernah adil pada ku! Aku benci Manusia! Aku tak ingin menjadi manusia!"
Dikarang oleh : Octavia Safitri , 18 Th , Indonesia/Sumatra/Riau/KuantanSingingi/Desa Beringin
Editor : Rahmat Nur Hidayat BRIPDA / 97030601
0 komentar:
Post a Comment