Wednesday, January 10, 2018

Bidadari Ku Yang Terluka
Bagian 6

Bella terkejut melihat ada cahaya di depan Vina dengan bulu-bulu aneh di cahaya tersebut yang kini di iringi dengan pusaran angin yang semakin membesar."aa... Apa? Apa... Itu?" ucap Bella yang semakin bingung dengan kejadian itu. "Aaaarrrggh!" Vina mengerang kesakitan, dadanya terasa semakin sesak hingga menusuk ke punggungnya. Vina menunduk memegangi dadanya, cahaya dan pusaran angin itu semakin mendekatinya.

Bella segera mengambil pisau kecil di sakunya. Ia ingin sekali menikam Vina, ia yakin ini adalah kesempatan yang tepat. "aaarrggghh!!! Sakiiittttt!!!!" pekik Vina semakin merasakan sakit yang kini mulai memanas di punggungnya. Bella mulai  melangkah pelan dan menganggat tangannya tinggi dengan pisau digenggamnya.

BLAM!

Seperti ledakan saat Bella akan mengayunkan tangannya untuk menusuk punggung Vina, tapi ia terhempas ke tanah jauh terjauh dari Vina. Vina kini terduduk seraya menunduk, Bella semakin kaget saat melihat Vina yang kini memiliki sayap di punggungnya.
Bella sungguh gelagapan dan takut pada Vina. Ia melangkah mundur dan bergelidik ngeri saat melihat Vina yang kini juga heran dengan keadaannya.
Vina kini berdiri dan berbalik melihat Bella yang kini terkejut "Lo... Apa... Lo itu apa??!!!" tanya Bella dengan teriakannya. Vina melangkahkan kakinya, mendekat ke arah Bella. Bella semakin berteriak histeris

"JANGAN DEKETIN GUE!!! DASAR MAKHLUK TERKUTUK!!!" Vina terkejut dengan reaksi Bella. Ia melihat ke belakang, sontak ia membulatkan matanya sayap putih kini menghiasi punggungnya. Matanya kini berbinar dan senyumnya kini mengembang. Baru saja ia akan mencoba sayapnya dan...

Sreek!

Bella melempar pisaunya ke arah Vina, untungnya Vina dapat mengelak. "LO ITU APA HA? SILUMAN???!! PANTES AJA NYOKAP BOKAP LO MATI! ORANG TUA LO MATI!!! TERNYATA LO ITU SETAN!!" Bella mendekat ke arah Vina dan mendorongnya hingga terjatuh. Vina menggepalkan tangannya, ia sangat marah ketika Bella mengungkit tentang orang tuanya, ia juga ingin rasanya untuk membalas semua perlakuan Bella kepadanya.
Bella melangkah mundur, Vina kini sungguh terlihat begitu menyeramkan. Perlahan pakaian dan sayap Vina berubah menjadi warna hitam, Bella semakin ketakutan tubuhnya kini juga bergetar. "m...mau...mau apa lo..?" tanya Bella dengan suara bergetar. Vina berdiri dan kini mendongakkan kepalanya.
Ctar!

Suara petir mengema dengan keras. Bella terduduk dan menutup telinganya, mata Vina kini berubah menjadi biru yang sedang menatap Bella dengan tajam.  "ja... Jangan... Jangan mendekat..." Vina tak bisa menahan emosinya lagi.
BLAR!

untuk kedua kalinya suara petir kembali menggema. "aaaa!!!" Bella terpekik mendengar suara petir tersebut. Kini Vina angkat bicara seraya berjalan mendekati Bella "Bella... Jika kau menganggap ku sebagai iblis, aku dapat menerimanya... Tetapi tidak jika kau menuduhku yang tidak-tidak tentang orang tua ku!!" ucapan Vina sangat keras pada bagian akhir membuat tubuh Bella kini merinding.
Vina mengepakkan sayap hitamnya, ia terawang seraya menatap Bella dengan tajam.

Wuushhh!!!

Vina membuat angin, semakin lama angin itu semakin kencang. Bella membulatkan matanya, ia berlari kenuju keluar hutan. Vina semakin menjadi ia terbang makin tinggi dan membuat angin semakin kencang.
Wuuuussshhhh!!!

Angin puting beliung kini mengejar Bella, tak jarang angin tersebut membuat benda-benda dan pohon-pohon di sekitarnya terangkat.
"Tidaakkk!!! Vinaa!! Jangan lakukan inii!!" kini Bella menjerit seraya berlari dari Vina dan kekuatan mematikannya.

Wuuusshhhhh!

Kini Bella terangkat dan berputar-putar di udara. Angin tersebut semakin menggila, dengan berputar semakin cepat setelah melahap Bella yang kini berada di dalamnya. Vina memegang kepalanya yang terasa mulai pusing.
Blam! Angin puting beliung itu tiba-tiba saja terhenti.

Bruk!                
                        
Semua benda-benda tersebut terjatuh, termasuk Bella yang kini dipenuhi dengan luka-luka di tubuhnya. Tubuh Bella terbaring lemah dengan batang pohon yang cukup besar diatas pahanya, namut terdapat sebatang pohon besar yang cukup kokoh di sisi kanannya. "Shhh... Sa... Sakit..." ringis Bella yang kini pipinya membiru dan ujung bibirnya yang mengeluarkan darah. "Arrrghhhh!!!" kini Vinalah yang merasakan sakit di kepalanya. Ia terduduk menahan sakit yang mendengung di kepalanya. Perlahan pakaian dan sayapnya memutih kembali,Vina yang terlihat mengerikan kini terlihat begitu anggun bak seorang bidadari.

"Apa yang terkadi?" Vina telah sadar dan melihat di sekeliling, ia melihat bongkahan kayu dan pohon-pohon yang berserakan. "Astaga, apa ini?" Vina mulai mengingat apa yang terjadi, dan ia segera berlari mencari Bella. Ia melihat bongkahan-bongkahan kayu berserakan dan melihat seorang gadis yang terduduk memberontak agar dapat terbebas dari kayu yang cukup besar itu.

Vina melangkahkan kakinya dan tangannya telulur untuk membantu Bella. Namun Bella dengan cepat menarik rambut Vina yang tergerai dengan kuat. "Arrgghh!" ringis Vina menahan sakit "Lo liat kan! Ini semua akibat perbuatan lo!! Lo itu benar-benar setan!" Bella meneriaki dan makin memperkuat tarikan rambut Vina, tangan Vina memberontak berusaha melepaskan tarikan Bella. Vina tak sanggup menahan sakit, kini sayap Vina mulai mengepak dan memukuli pohon disisi kanan Bella. "Sakiiiittt!!!" Semakin lama tarikan Bella semakin kuat, Sayap Vina semakin menjadi mengepak dan memukuli pohon itu.

Krek!

Suara retakan terdengar,sontak Bella melepaskan tarikan dari rambut Vina. Vina jatuh terduduk dengan jarak agak jauh dari Bella mesarakan nyeri di bagian kepalanya. "Aaaaa!!!" teriak bella melihat pohon yang mulai jatuh.

Bruk!

Pohon tersebut menghantam tubuh Bella, tanpa sadar ia menghembuskan nafas terakhirnya. Vina yang melihat kejadian itu membulatkan matanya, ia merasa takut dan segera berlari sesekali terisak. Ia mulai mengepakkan sayapnya dan terbang entah kemana.



Vina benar-benar tak tahu harus melakukan apa, untuk saat ini ia benar-benar takut dan marah pada dirinya sendiri.
"ucapan mu memang benar Bella, aku bukanlah seorang bidadari. Tapi aku adalah setan yang membunuh mu. Hidup memang tidak pernah adil pada ku! Aku benci Manusia! Aku tak ingin menjadi manusia!"

Dikarang oleh : Octavia Safitri , 18 Th , Indonesia/Sumatra/Riau/KuantanSingingi/Desa Beringin
Editor             : Rahmat Nur Hidayat BRIPDA / 97030601
Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar:

Post a Comment