Sunday, January 7, 2018

BIDADARI KU YANG TERLUKA
#5


"Bella... Bukankah ini yang kau inginkan? Aku mohon, aku bersedia mati. Tapi tolong, jangan menyiksaku... Aku juga manusia sama seperti mu!" .Bella terkejut dengan reaksi vina yang mendadak, ia merasakan panas menahan amarah tetapi ia juga takut jika vina berani melakukan hal-hal yang aneh,pastinya dialah yang akan kena batunya. Bella dengan cepat menahan tangan vina dengan kuat salah satu teman Bella juga membantu karna vina yang terus membrontak dan tak henti-hentinya menangis dan berteriak. Vina di paksa masuk ke kamarnya, yah vina dikurung di kamarnya agar bisa menenangkan diri.
Pagi hari telah tiba, terlihat burung-burung berkicauan dengan riangnya. Hari yang terlihat cerah dengan cuaca yang indah bagi sebagian orang yang berbahagia. Tapi tidak dengan gadis ini, ia tampak pucat dan menggigil kedinginan, ia takut untuk membuka tirai jedelanya, bahkan ia tidak mengganti pakaiannya yang basah kuyup akibat ulah Bella dan teman-temannya semalam. Bella sangat kejam mengurung Vina dengan alasan "nanti juga dia bakalan sadar, baik lagi kayak biasa" ucapan Bella sangat terdengar santai tanpa rasa khawatir sedikit pun. "hiks... Hiks... Hiks..." deraian air mata vina tak henti-hentinya mengalir deras di wajah tirusnya. Semalaman sudah ia menangis tanpa lelah, kesedihannya terasa begitu dalam seiring berjalannya waktu.
1 bulan telah berlalu, keadaan Vina semakin hari semakin parah. Vina yang dulu selalu ceria kini menjadi frustasi dan jarang makan,namun Bella tetap tak peduli dan selalu memperlakukan Vina dengan kasar. Wajah Vina begitu pucat dan mata yang menghitam bibir yang pecah dan kering sudah biasa baginya bahkan air mata yang sudah tak dapat mengalir lagi. Vina merasa bahwa ia seperti sampah rumah ini.

Brak!

Pintu kamar tebuka dengan suara yang menyakitkan telinga. Vina meringkuk menutup telinganya, ia ketakutan melihat sosok Bella yang kini menatapnya dengan tajam. Vina tertunduk tak berani membalas tatapan Bella, tubuhnya kini bergetar ketakutan. 
"kenapa lo gak bersihin high heels gue??!! Masih untung lo gue kasih tinggal di rumah ini!!!" bentak Bella yang tak peduli dengan keadaan Vina. Bella merasa kesal dengan Vina yang masih setia dengan posisinya. Ia menarik paksa Vina dan menyeretnya ke kamarnya lebih tepatnya ke lemari sepatu Bella. "Lo bersihin semua isi dari lemari ini!!! Termasuk kamar gue! Denger lo?!!!"  Vina hanya menunduk dan mengangguk mengerti, tak berani menatap Bella. Bella tersenyum miring dan beranjak meninggalkan Vina dengan tugasnya. Sore hari telah tiba, Bella yang kini tengah memanjakan dirinya dengan menggunakan masker duduk dengan santainya di tepi kolam renang. Vina duduk di depannya dengan memasangkan kuteks di kaki Bella. Tak sengaja kuteks tersebut mengenai kulit Bella. Bugh! Satu hentaman dari kaki Bella mengenai kepala Vina, Vina meringis menahan sakit di kepalanya yang kini berdenyut 'kayaknya ini bakalan membiru lagi' ucapnya dalam hati. "Lo kalo makein kuteks itu yang bener dong!!! Liat! Jelek kan jadinya!!! GAK BECUS LO!" Bella menjambak rambut Vina dan tak segan-segan ia menamparnya. Plak! Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi kiri Vina, Vina sudah tak bisa menahan tangisnya. Bella tetap menatapnya dengan tajam dan menggeram dan kembali menjambak rambut Vina.Vina memberontak dan menggigit bagian tangan Bella. "aaaawww!!" teriak Bella kesakitan. Vina kemudian segera berlari keluar dari pekarangan rumah meninggalkan Bella yang kini memegangi tangannya yang terkena gigitan Vina.
Vina tak tahu harus kemana yang jelas ia terus berlari, tanpa ia sadari ia sudah jauh dari pekarangan rumah Bella. Vina terhenti dan melihat di sekelilingnya "Dimana ini?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia duduk untuk melepaskan penatnya. 5 menit sudah ia terdiam dan termenung. "Oh... Jadi lo disini? Lo mau lari dari gue ya?" ucap seseorang dengan sinisnya vina terkejut dan menelan salivanya. Bella tak segan-segan akan membunuhnya! Bella kembali menarik rambut vina dan menyeretnya. "BERANI-BERANINYA YA LO GIGIT TANGAN GUE!!! HARI INI LO MAMPUS!! GUE BAKALAN SIKSA LO!!" teriak Bella dan sesekali memukul Vina lagi. Vina membrontak dan ia merasakan sakit di bagian dadanya,membuat ia terasa sesak untuk bernafas. Bella mendorong Vina hingga tersungkur di tanah dan menarik kaki Vina, sekali lagi Vina membrontak dan menendang-nendang. Bruk! Kali ini Bella lah yang terjatuh, Vina merangkak dan berlari ke ke dalam hutan. "Cewek sialan!!!" teriak bella dan kembali berlari mengejar Vina. Tak sadar mereka kini berada di dalam hutan. Vina merasakan dadanya semakin sesak, ia tak sanggup lagi untuk berlari Bella yang mengejarnya kini tersenyum miring. "mau kemana lo ha?"

"Aaaaaa!!!!" teriak Vina kini kesakitan Bella menatapnya heran, ia tak tahu kenapa Vina menjerit kesakitan sambil memegangi dadanya bahkan ia belum memulai untuk menyiksa Vina. Bella terkejut melihat ada cahaya di depan Vina dengan bulu-bulu aneh di cahaya tersebut yang kini di iringi dengan pusaran angin yang semakin membesar.






Dikarang oleh : Octavia Safitri , 18 Th , Indonesia/Sumatra/Riau/KuantanSingingi/Desa Beringin
Editor             : Rahmat Nur Hidayat BRIPDA / 97030601

0 komentar:

Post a Comment