Saturday, January 6, 2018

Bidadari ku yang terluka
Bagian 4

'apa suatu hari aku akan tersingkirkan dari keluarga ini? Apa aku selalu di anggap musuh oleh bella? Kenapa hidup harus sepahit ini?' fikirnya 
"haaahh... Ibu, apa hidup vina akan baik-baik saja tanpa ibu? Mungkin ayah juga bersama ibu ya? Semoga saja ibu mendengarkan semua keluhan ku. Ibu... Ayah... Vina kangen... " gumamnya.

Brak!
Tiba-tiba pintu kamar vina terbuka lebar dengan suara yang keras. Terlihat sosok gadis berambut sebahu dengan wajah benci dan menggeram menatap vina yang terkejut. Siapa lagi jika bukan Bella. Bella menghampiri vina yang kini tertunduk, ia merasa takut jika melihat Bella dengan wajah bencinya. Bella menarik rambut vina "Ngapain lo nunduk?! Takut lo liat gue ha!? Dasar GEMBEL!" bentaknya membuat vina hempir menangis manahan sakit di bagian kepalanya. Bella menarik rambut panjang vina dan menyeretnya menuju ruang bawah tanah.
Vina semakin bingung dan merasa takut.

"Lo buat gue makin muak! Ini tempat yang cocok buat lo! Lo gak boleh tidur di atas ngerti?!" 
Vina hanya menahan tangis dan menunduk.

Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Vina. "hiks hiks..." Vina terduduk, memegang pipinya yang terasa perih dan panas. Bahkan disaat seperti ini, hatinya lah yang lebih perih. Ia tak bisa berbuat apapun,ia hanya bisa pasrah. Vina cukup tau diri bahwa bukan siapa-siapa. Mungkin ini cara satu-satunya agar Bella mau menerimanya.
Bella berdecak pingang, memandang remeh Vina yang terduduk. "Heh! Kalo lo mau tinggal lebih lama disini,lo harus terima perlakuan gue! Ngerti lo?!" bentak Bella, Vina hanya menagis.
Srek!
Bella menggoreskan pisau kecil di bahu Vina, membuat sweater yang dikenakan Vina robek dan mengeluarkan cairan merah. Bella tersenyum delvil dan meninggal Vina yang kini memeluku lututnya dan menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangannya.

Gelap,sakit,perih,takut itu lah yang dirasakan vina. 
'Kemana tante Sua? Kenapa Bella begitu membenci ku? Apa aku pernah melakukan kesalahan ataupun menyakiti Bella? Kenapa hidup ku harus begini? Tuhaann disinikah tempat aku akan mengisi hari-hari ku?'
Beberapa pertanyaan mengiang-ngiang di benak Vina

'Jika mungkin, aku ingin menghentikan waktu, aku ingin lari dari sini, aku ingin bersama ibu dan ayah ku. Aku takuut.. '
***
Pagi hari telah tiba, vina tetap saja merasakan seolah masih malam. Suasana di ruangan ini tetap gelap, berdebu dan lembab.
Clek
Seseorang membuka pintu menatap datar Vina. Vina masih dengan keadaan kacaunya ia kini merasakan takut pada Bella. Bella menarik paksa pergelangan tangan Vina dan menyeret Vina keatas. Vina hanya menurut dan merasakan sakit di pergelangan tangannya.

"Lo harus jadi babu di sini! Kalo lo mau tinggal disini, lo harus kerja! Gak ada yang gratis di dunia ini! Ngerti lo?!" Vina hanya tertunduk  mengangguk mengerti.
"Oh ya, kayaknya kali ini gue beruntung ya? Untungnya nyokap gue pergi nugas 3 bulan ke luar kota. Hahhahaha! Mampus lu! " ucap Bella dan tersenyum delvil ke Vina.
Vina merasakan sesak di dadanya, ia pergi berjalan menuju dapur dan menjalani hidupnya sebagai pembantu dan menjadi budak Bella.
****

Malam hari tiba, jam menunjukkan pukul 08.00 pm.
Vina kini terdiam di dalam ruangan bawah tanah. Sesuai perintah Bella, ia tidak boleh tinggal di atas, hanya sebuah lilin yang dinyalakan sebagai mencahayaan. Vina menatap keliling ruangan. Terdapat berbagai benda tajam, meja yang telah berdebu,kursi-kursi lapuk,lemari kosong yang telah berisikan pakaiannya, dan sebuah sofa yang telah robek.Vina berjalan mendekati sofa dan membersihkannya, dan duduk di sofa yang kini terasa empuk untuknya. Seharian sudah ia melayani Bella dengan sikap kasar dan kadang tak segan memukulinya. Bella sungguh gadis yang kejam.
Vina beranjak dan mengganti pakaiannya dengan gaun putih, yah ia tak tau jelas bagaimana bentuknya saat ini yang diinginkannya hanyalah kenyamanan untuk melepas penatnya. "haaah... " Vina menghembuskan nafasnya, ia juga sesekali menyeka keringat di dahinya. Ia menatap ke arah pintu yang tertutup sedikit cahaya yang dapat dilihat dari sela-sela lubang di pintu kayu itu. Vina memejamkan matanya,kini ia tertidur tanpa peduli untuk membasuh tubuhnya,ia sangat letih.
10.00 pm
Tidur Vina kini terusik dengan suara keras dari lantai atas. Suara music yang begitu menggema hingga ke lantai bawah tanah. Ia beranjak dari sofa dan menaiki tangga, mengintip di balik pintu kayu. Ia terkejut melihat ramainya rumah ini dengan para remaja.
Baru saja ia ingin kembali ke sofanya...

Brak!
Bella menampakkan dirinya dan menari pergelangan tangan Vina untuk ke atas.
Bruk!
Vina jatuh tersungkur, orang-orang melihat Vina dengan berbagai pertanyaan dan Beralih menatap Bella yang kini bersedekap dada.
"Ini loh guys, babu yang gue bilang. Terserah kalian deh mau apain dia, kalo mati pun gak papa ama gua."
Bella kini pergi meninggalkan Vina yang masih terduduk, dengan tatapan bingungnya. 
Namun seorang wanita menyiramnya dengan sebuah minuman "Wuhuuuuu!!!" teriak wanita itu dan di lanjutkan dengan melempar kue ke Vina. Beberapa dari mereka hanya tertawa. Vina berlari dari kerumunan yang terus melemparnya, kini iya berada di kolam renang Bella mendekatinya.

Byurr!
Vina masuk ke dalam kolam,ia berusaha berenang ke tepi dan menagis. Vina berjalan pelan ke ruang bawah tanah, ia tak peduli cacian dan makian dari teman-teman Bella.
"Aaaa!" teriak Vina, tiba-tiba Bella menarik rambutnya dan menyeretnya ke toilet.
Buk!
Kepala Vina terbentur ke kaca toilet. Ia meringis menahan sakit. Bella belum puas menyiksa Vina ia pun kembali menyiram Vina dengan air. Ia kembali basah, malam ini sungguh dingin. Vina sungguh tak tahan dengan semua kelakuan Bella,ia seperti hewan ternak di rumah ini. Vina berdiri dan pergi keluar toilet "Hey! Mau kemana lo?!" Bella berteriak namun Vina hanya mengacuhkannya dan berhenti di dapur mengambil gunting
"Bella... Bukankah ini yang kau inginkan? Aku mohon, aku bersedia mati. Tapi tolong, jangan menyiksaku... Aku juga manusia sama seperti mu!"

Dikarang oleh : Octavia Safitri , 18 Th , Indonesia/Sumatra/Riau/KuantanSingingi/Desa Beringin

0 komentar:

Post a Comment